loading...

Minggu, 04 Desember 2016

Kisah Seorang Pelacur Bisu

Cerita seorang pelacur bisu

kisah-seorang-pelacur-bisu

Yuli sebenarnya tidak mau melacur. Tidak ada orang yang mau menjadi pelacur, itu kata Yuli saat tangannya dikepal kemudian ibu jarinya diselipkan diantara jari telunjuk dan jari tengah.

Tidak ada orang yang mau berbuat dosa, Yuli berkata sambil melihat ke atas. Mungkin maksudnya ditujukan kepada Tuhan.

Tujuan Yuli melacur karena untuk membantu perekonomian keluarga. Saat ini keluarganya di Cirebon hidup dalam kemiskinan. Ayah dan ibunya dulu buruh tani. Mereka tidak punya uang cukup untuk makan.

“Mmm….aaaa….nnnn” maksudnya Yuli melacur untuk makan. Lalu dia melingkarkan kedua tangannya seperti orang mendekap. Artinya, dia masih sayang keluarga di desa. Yah, Yuli cari makan untuk membiayai keluarga.

Namun demikian, dia tidak sembarang mengobral pengakuan kepada orang. Alasannya biar masyarakat tahu kalau orang seperti dirinya dapat mencari rejeki meskipun dengan jalan yang salah dan penuh dosa.

Sedikit sekali pelanggan Yuli mau mendengar pengakuannya. Maklum, karena mereka tidak mau dan tidak sudi mendengar kata-kata orang bisu. Bagi mereka, kata-kata Yuli tak ubahnya sampah. Jadi, mereka tidak perlu mendengarnya. Cukup dilayani dan dipuasi saja, mereka sudah senang.

Yuli bercerita, kalau dia dulunya adalah gadis biasa yang tinggal di kampung. Dia anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya laki–laki bekerja jauh di Malaysia sebagai TKI. Setelah ibunya meninggal, praktis di rumah sudah tidak ada figur panutan lagi. Ayahnya tak lama menyusul ibunya. “Mmmm….aaaa….iiii,” Yuli menulis ayahnya sudah mati.

Sejak itu Yuli merasa tidak ada satu pun orang di rumah yang bisa dijadikan tempat berlindung. Ia malah merasa terlindung di dalam dekapan banyak pria yang menyukainya.

Kendati sebagai gadis muda yang cantik, Yuli lebih suka berdandan ala kadarnya. Akan tetapi wajah cantiknya tak bisa disembunyikan.

Cuma, ketika dia memutuskan berprofesi sebagai pelacur, dia termasuk paling laris. Saat melayani pelanggan, Yuli tidak banyak ngomong. Prinsipnya, banyak bekerja daripada bicara.

Dari situ banyak pria yang suka dengan sosoknya. Tetapi tidak sedikit yang menaruh iba. Yuli pun sering mendapat tambahan uang dari pelanggan karena servisnya dianggap memuaskan.

“Uuuu….aaaaa….nnnnn….ggggg!!??” kata Yuli. Maksudnya, dia dapat banyak uang.

Lalu dia menulis, kalau uang hasil jerih payahnya itu setiap bulan dikirim ke desa untuk biaya keluarga.

Seorang pria yang menjadi pelanggan tetapnya sebut saja Yudi, mengatakan, “Dia selalu ramah kepada setiap pelangganya. Namun terkadang sang tamu bosan karena dia sulit berkomunikasi,” katanya usai dilayani Yuli.

Pria berusia 45 tahun itu sengaja memilih Yuli karena gadis tersebut datang dari keluarga kurang mampu yang berpeluh dosa untuk mencari sesuap nasi .

“Saya menjadi pelanggan tetap karena dia orangnya baik. Tidak rewel seperti pelacur normal lainnya. Soal duit sih, dia tidak banyak tanya,” katanya. Disebutkan tarif rata-rata pelacur sekelas Yuli hanya Rp 100.000 sekali pakai.

Tapi, tidak sedikit pula pelanggan yang sering memperlakukan Yuli tidak baik. Ada diantara mereka yang memukul, karena tidak suka dengan pelayanannya. Itu wajar, mungkin Yuli tidak tahu apa yang diminta tamunya.

“Aaaa….mmmm….uuuu…aaa….kkkkaa….llll…..mmmm….uuuu…kkk….uuulll (tamu nakal mukul),” katanya.

Maksudnya, sebagian tamu Yuli kerap memukul. Yuli juga terkenang akan makian para pelanggan yang tahu akan kertebatasannya. Dia pernah dikatai kasar oleh pelanggannya karena sulit diajak ngobrol dan tak tahu bahasa isyaratnya.

Meskipun mereka telah menjamah tubuhnya, namun ada saja pria berkata kotor seperti merendahkan derajatnya. “Dasar pelacur Nggak tahu diri. Nggak laku ya jadi cewek?” tulis Yuli sembari menitikkan air mata menirukan ucapan pria tersebut.

Masih banyak makian lain yang mampir di telinga Yuli. Makian-makian yang keluar dari mulut-mulut pelanggan yang kurang puas memang sudah sangat biasa bagi Yuli.

Daripada membuang waktu untuk menjawabi mereka, Yuli pu memilih diam dan tersenyum. Sebab, senyum sebagai ganti membalas makian mereka. Hebatnya, mereka tidak pernah bosan mengatai Yuli setiap kali membookingnya.

Kalau sudah begitu Yuli sering merenung di kamar. Dia tidak mau keluar untuk melayani tamu. Dan sudah menjadi tugas mami untuk merayu dan menasehati Yuli.bersambung

Kisah Seorang Pelacur Bisu Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Mr-Maman
loading...